Kamis, 03 Februari 2011

nutrient

Dalam konsep kesuburan tanah pada dasarnya mengkaji kemampuan suatu tanah untuk menyuplai unsur hara yang tersedia bagi tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsure hara dalam bentuk tersedia dapat diserap akar tanaman. Suplai unsure hara tersedia dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah yaitu sifat fisika,kimia, dan biologi tanah. Ketiga sifat ini saling berinteraksi dalam mengkondisikan tanah, apakah subur atau tidak. (Lahuddin :2007)
Nutrisi mineral yang berasal dari tanah, yang dilarutkan dalam air dan diserap melalui akar tanaman tidak selalu cukup terkandung dalam tanah untuk tanaman tumbuh sehat. Inilah sebabnya mengapa banyak petani dan tukang kebun menggunakan pupuk untuk menambahkan nutrisi ke tanah. Nutrisi mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu
a.         Makronutrients
Makronutrients dapat dibagi menjadi dua kelompok lagi yaitu nutrisi primer dan sekunder. Nutrisi primer terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Nutrisi ini jumlahnya kurang di tanah karena tanaman menggunakan dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Nutrisi sekunder adalah kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan belerang (S). Biasanya terkandung culup di dalam tanah sehingga pemupukan tidak selalu diperlukan. Selain itu, sejumlah besar Kalsium dan Magnesium ditambahkan pada tanah asam dengan kapur
b.        Mikronutrien
Mikronutrien merupakan elemen penting bagi pertumbuhan tanaman yang dibutuhkan hanya dalam jumlah sangat kecil (mikro). Elemen ini kadang-kadang disebut unsur minor namun penggunaan istilah mikronutrien didorong oleh American Society of Agronomi dan Ilmu Tanah Society of America. Yang termasuk mikronutrein adalah boron (B), tembaga (Cu), besi (Fe), klorida (Cl), mangan (Mn), molibdenum (Mo) dan seng (Zn). Daur ulang bahan organik seperti potongan rumput dan daun pohon adalah cara terbaik memberikan mikronutrien (serta macronutrients) untuk tanaman tumbuh.
Makronutrient dan mikronutrient tersebut merupakan unsur esensial yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Unsur tersebut esensial karena memiliki beberapa kriteria  yang ditetapkan oleh Arnon dan Stout pada tahun 1939, yang menyatakan bahwa elemen penting:
1.      Harus dibutuhkan untuk penyelesaian siklus hidup tanaman.
2.      Tidak akan tergantikan oleh elemen lain.
3.      Harus langsung terlibat dalam metabolisme tanaman, yaitu harus diperlukan untuk fungsi fisiologis tertentu.
Untuk persyaratan yang keempat Arnon dan Stout menambahkan
4.        Elemen harus dibutuhkan oleh sejumlah besar jenis tumbuhan, bukan hanya spesies tunggal atau dua.
Namun para ahli sulit untuk menentukan macam serta jumlah unsur esensial yang diperlukan oleh tumbuhan. Oleh karena itu, mereka menumbuhkan tanaman dengan akar yang terendam dalam larutan garam mineral yang susunan kimianya tertentu dan terbatas, dengan menggunakan bahan kimia murnipenanaman ini disebut biakan larutan atau hidroponik. Sejak ditemukan biakan hidroponik, pengendalian yang lebih pasti terhadap unsure yang tersedia bagi tumbuhan menjadi mungkin dilakukan. Ini terbukti penting, khususnya untuk beberapa unsure yang dibutuhkan hanya dalam jumlah yang sangat kecil. (Salisbury,1995:129)
Banyak formula larutan hara yang baik dihasilkan dari kajian tentang komposisi tumbuhan dan dari pemberian berbagai konsentrasi unsure pada tumbuhan. Salah stunya resep dari pelopor hara mineral di amerika serikat Dennis R Hoagland dan Daniel A Arnon yang merupakan hasil perbaikan resep John Shive oleh Harold A Evans. Keduanya memiliki unsure penting dalam jumlah yang memungkinkan pertumbuhan secara baik pada tumbuhan tingkat tinggi, tapi larutan yang ideal bagi suatu spesies jarang baik pula bagi spesies lain. Larutan Hoagland merupakan larutan yang mengandung unsure-unsur esensial yang diperlukan oleh tanaman. (Salisbury,1995:130)
Salah satu unsur esensial yang diperlukan oleh tanaman adalah Cu (tembaga). Tembaga diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah yang sedikit. Tembaga diserap dalam bentuk ion kupri valensi dua (Cu2+) di tanah beraerasi, atau bentuk ion kupro bervalensi satu di tanah basah yang mengandung sedikit oksigen. Cu2+ dikelat pada berbagai senywa tanah, dan ini yang paling diharapkan dapat menyediakan tembaga di permukaan akar. Karena hanya sejumlah kecil saja yang dibutuhkan oleh tumbuhan, tembaga mudah menjadi racun pada biakan tumbuhan, kecuali jika jumlahnya diatur dengan baik. Tembaga terdapat pada beberapa enzim atau protein yang berperan dalam proses oksidasi dan reduksi. Dua contoh yang perlu dicatat adalah sitokrom oksidase, yaitu enzim respirasi dalam mitokondria dan plastosianin, suatu protein kloroplas. (Salisbury,1995:148)
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda. Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya. Sedangkan untuk tanaman yang kekurangan unsure Cu akan memperlihatkan cirri-ciri sebagai berikut
a
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati
b
Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
c
Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
d
Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
 (kusnadi:2008)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar